Jumat, 29 Agustus 2014

Dasar Teori
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan.

Selanjutnya, Piaget menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat atau ruang. Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.

Vygotsky berpendapat tidak jauh dengan Piaget, bahwa tiap siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pemikiran dan kegiatan siswa itu sendiri melalui bahasa. Teori Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurutnya, proses pembelajaran akan terjadi bila anak beekrja atau menangani tugas yang belum dipelajari, namun tugas tersebut masih dalam jangkauan anak yang disebut dengan zone of proximal development (daerah tingkat perkembangan sedikit di atas aerah perkembangan seseorang sendiri. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu tersebut.

Rutherford dan Ahlgren berpendapat bahawa murid mempunyai ide mereka sendiri tentang semua hal, di mana ada yang betul dan ada yang salah. Jika pemahaman dan miskonsepsi ini diabaikan atau tidak ditangani dengan baik, pemahaman atau kepercayaan asal mereka itu akan tetap kekal walaupun dalam pemeriksaan mereka mungkin memberi jawapan seperti yang dikehendaki oleh guru.

John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahawa pendidik yang cakap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara lanjut/kontinyu. Beliau juga menekankan kepentingan penyertaan murid di dalam setiap aktivitas pengajaran dan pembelajaran.

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Oleh karenanya, seorang guru harus memahami maksud dan tujuan siswa belajar, selanjutnya guru juga mampu mengarahkan siswa untuk memfungsikan hasil pengetahuan yang diperolehnya.

Aplikasi
Berdasarkan pada dasar teori diatas, maka dalam proses pembelajaran teori pembelajaran konstruktivistik ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Identitas
  • Mata Pelajaran       : Ilmu Pengetahuan Alam 
  • Kompetensi Dasar  : Pengaruh Cuaca Pada Kehidupan Alam 
  • Kelas/ Semester     : VIII/ II

Kegiatan pembelajarannya sebagai berikut;
  1. Guru menyampaikan pengantar materi pada siswa di dalam kelas.
  2. Guru mengajak siswa untuk keluar kelas dan menuju lapangan sekolah dengan membawa alat tulis. 
  3. Di tengah lapangan, guru menegaskan dasar pengertian cuaca, fungsi, dan berbagai dampak yang diakibatkan oleh cuaca buruk. Misalnya, panas (prior knowledge). 
  4. Guru selanjutnya menyuruh siswa untuk tetap berada di lapangan dan mengintruksikan agar siswa mencari solusi apa saja yang dapat mencegah cuaca panas seperti yang mereka rasakan di lapangan (Discovery). 
  5. Siswa diajak kembali ke kelas dan disuruh membacakan hasil pemikirannya satu per satu mengenai solusi panas dan mengintruksikan agar siswa lain mencatat solusi yang belum ditulisnya (Asimilasi).  
  6. Guru menyimpulkan hasil pengamatan siswa, kemudian siswa disuruh merangkum hasil pembelajaran materi tersebut sesuai yang dipahaminya. 
  7. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan secara kritis berkenaan dengan hasil pengamatannya. 
  8. Pada kegiatan penutup guru mengintruksikan agar setiap siswa mendemonstrasikan hasil penelitian tadi kepada warga sekitar dan mencatat respon warga tersebut sebagai tugas di rumah (Akomodasi).

0 komentar: