Jumat, 12 Oktober 2012

Pertanyaan:
"Berdasarkan pada sejarah blended learning yang ditulis dalam blog ini sebelumnya, saya ingin mengetahui lebih dalam tentang inovasi pembelajaran ini. Bisakan dijelaskan secara spesifik definisi, alasan dan komposisinya?"

Jawaban:
Blended learning merupakan istilah baru yang muncul dalam dunia pendidikan seiring berkembangan teknologi komputer & jaringan (internet/network). Sejarah blended learning sebenarnya telah berjalan selama hampir satu dekade (10 tahun terahir). Tetapi istilah blended learning masih menjadi isu-isu samar di sebagian kalangan pendidikan, terutama untuk tingkat di bawah perguruan tinggi. Untuk memudahkan dalam memahami definisi blended learning ini, berikut adalah kerangka berfikirnya:

a) Apa itu Blended Learning (what is blended learning)?
Secara etimologi, Blended diartikan dengan “Campuran” atau formula penyelarasan kombinasi (Oxford English Dictionary) dalam (Heinze & Procter, 2006:236; Rusman, 2009:21), sedangkan Learning memiliki arti umum “Belajar”. Jadi, Blended Learning secara pintas dapat diartikan sebagai kombinasi atau percampuran yang terdapat dalam sebuah praktek pembelajaran.

b) Apa yang dicampur (what is being blended)?
Mengenai aspek apa yang dicampur, para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda. Namun pada akhirnya diperoleh kesepakatan mengenai makna secara umum, berupa kesamaan dalam menafsirkan kata “combining” sebagai jawaban atas pertanyaan “what is being blended?”. Seperti dokumentasi dari Graham, Allen, dan Ure (2003) berikut; 

Combining instructional modalities (Bersin & Associates, 2003; Orey, 2002a; Singh & Reed, 2001; Thomson, 2002). 

Combining instructional methods (Driscoll, 2002; House, 2002; Rosset, 2002). 

Combining online and face-to-face instruction (Reay, 2001; Rooney, 2003; Sands, 2002; Ward & LaBranche, 2003; Young, 2002).
      Pendapat pertama, menganggap percampuran tersebut adalah dari unsur modal pembelajaran, seperti media, materi dan sebagainya. Pendapat kedua, menganggap percapuran tersebut adalah dari unsur metode pembelajaran yang digunakan. Sedangkan pendapat ketiga, percampuran tersebut adalah dari unsur lingkungan belajar. Yakni, online dengan tatap-muka. 

      c) Mengapa dicampur (why blend)?
      Percampuran atau kombinasi antara sistem pembelajaran tatap-muka dengan sistem pembelajaran online pada ahirnya juga mengundang berbagai partisipasi dari diberbagai kalangan. Apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia pembelajaran?, mengapa perlu perpaduan antara sistem yang selama ini telah diterapkan?. Pertanyaan-pertanyaan ini mengarah pada kejelasan dan alasan kongkrit tentang keberadaan blended learning. Jawaban ini dapat diperoleh dari beberapa sudut pandang. Graham, Allen, dan Ure (2003) dalam Graham (2005) mengidentifikasi secara umum melalui tiga alasan utama memilih percampuran (blended) sebagai sistem pembelajaran. Antara lain; 

      Peningkatan Pedagogik. Melalui percampuran ini, pembelajar akan berupaya meningkatkan kemampuannya dalam mengelolah kegiatan pembelajaran. Selain itu, juga menuntut adanya kekayaan bahan/materi, termasuk untuk pola pembelajaran mandiri. 

      Peningkatan Akses & Fleksibilitas. Percampuran tersebut juga berdampak pada kemudahan dalam mengkomunikasikan berbagai hal seputar pembelajaran. Untuk kebutuhan materi tambahan misalnya; pebelajar tidak perlu menunggu waktu pelaksanaan pembelajaran. Terlebih untuk pebelajar yang lokasinya berjauhan dengan lembaga/sekolah, ini justru akan menjadi masalah baru yang dihadapi oleh pebelajar. 

      Keefektifan Biaya. Percampuran ternyata juga mampu mengefektifkan pembiayaan pendidikan khususnya pada kegiatan pembelajaran. Salah satu contohnya, lembaga atau sekolah tidak perlu mengeluarkan biaya lebih hanya untuk persediaan bahan/materi (teknologi cetak), karena secara efisien dapat disajikan melalui konsep digital. Sebagaimana telah dilakukan oleh Bersin (2003), Ia menggunakan blended learning sebagai sistem dokumentasi (Graham, 2005).

          0 komentar: