Sabtu, 23 Maret 2013

Oleh : Muhammad Ali Murtadlo
Pengurus Takmir Mushola Al-Ikhlas, Jemurwonosari, Wonocolo, Surabaya
aldo_murtadlo@yahoo.com

Kebangkitan Nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Masa ini ditandai dua peristiwa penting, berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Tanggal 20 Mei 2011 bangsa Indonesia memeringati Hari Kebangkitan Nasional. Apa yang sudah dicapai bangsa Indonesia dengan proklamasi kebangkitan nasional? Umumnya masih merasa kecewa. Dapat dipastikan, setiap 20 Mei bangsa Indonesia memeringatinya, tetapi hanya sebatas seremonial. Lantas, apa makna kebangkitan nasional? Semangat nasionalisme harus kita akui sudah menurun, bahkan mungkin sudah menghilang sehingga kita acuh taka cuh dengan masalah bangsa, negara, tanah air dan jati diri kita sebagai anak bangsa yang merdeka. Hari Kebangkitan Nasional, seharusnya mampu mengembangkan kembali semangat nasionalisme sebagai bangsa yang sadar akan negara yang kosmopolitan dan sebagai sistem dunia.

Demikian dikatakan dosen antropologi politik Fakultas Ushuluddin IAIN Sumut, Sakti Ritonga Mpd, Kamis (20/5). Makna kebangkitan nasional merupakan momen sejarah yang dalam peringatannya dapat mengembangkan kembali semangat nasionalisme sebagai bangsa yang sadar akan negara yang kosmopolitan dan sebagai sistem dunia. Kala itu bangsa Indonesia berjuang dan terus berjuang, sehingga berkat perjuangan dan kegigihan serta jiwa nasionalisme yang tinggi sampai akhirnya mampu mengusir penjajah dari Nusantara. Pemerintah berikut rakyat menyadari keterbelakangan sehingga memotivasi mereka untuk maju dengan mengikrarkan semangat kebangkitan nasional.
Seratus tahun lebih momen kebangkitan bangsa diperingati, akan tetapi bukannya bangsa ini menjadi bangkit, malahan menjadi mundur. Terjadi degradasi di berbagai bidang, rakyat semakin miskin, angka pengangguran tinggi, harga-harga melambung, kekayaan alam semakin tereksploitasi, sementara penegakan hukum masih belum tegak dan terjadi diskriminasi serta dunia pendidikan yang masih jauh dari harapan, dan masih banyak lagi.
Sejatinya sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa (founding father), semua kekayaan alam dikuasai negara dan diprioritaskan untuk kesejahteraan seluruh rakyat. Faktanya, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Seharusnya pemerintah mempunyai konsep jitu dalam membangkitkan dan membangun jiwa nasionalisme. Konsep nasionalisme itu terus mengalami perkembangan sesuai kemajuan zaman, di mana pada zaman dahulu konsep nasionalisme itu berupa revolusioner, berjuang menuntut perubahan yang kemudian menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan selanjutnya konsep nasionalisme saat ini adalah mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan dan pembenahan dalam berbagai sektor.
Hemat kata, hakikat dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang dilakukan bangsa Indonesia setiap tahunnya adalah merenung, introspeksi, mengajak seluruh elemen masyarakat dan bangsa untuk mencontoh apa yang sudah dilakukan para pendiri bangsa ini di masa lalu melawan penjajahan dan menegakkan kedaulatan bangsanya, serta menumbuhkan jiwa nasionalisme yang semakin hilang, bukan sebatas seremonial dan rutinitas belaka. Oleh karena itu, mari kita sadar untuk bangkit bersama sehingga jiwa nasionalisme yang hilang itu dapat tumbuh kembali.

0 komentar: