Sabtu, 13 Oktober 2012

Pertanyaan:
"Setahu saya hanya ada dua metode dalam penelitian, yakni kualitatif dan kuantitatif. Tapi kabarnya saat ini banyak yang menggunakan metode penelitian pengembangan. emang ada? seperti apa sih metodenya?"

Jawaban:
Penelitian & Pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Agar dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan uji keefektifan produk tersebut. Agar dapat berfungsi di tengah masyarakat (Sugiyono, 2009:297).
Model atau prosedur penelitian dan pengembangannya ada beberapa macam, diantaranya model Borg and Gall (1982). Model Borg & Gall pada dasarnya memiliki sepuluh tahapan, sebagaimana disebutkan oleh Yatim (2007:148-149). Antara lain;
(1) Research and information collecting, (2) planning, (3) develop preliminary from of product, (4) preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8) operasional field testing, (9) final product revision, dan (10) disemination and distribution.

Kesepuluh tahapan dalam model pegembangan Borg & Gall tersebut, kemudian secara prosedural di alaih bahasakan kembali oleh Sugiyono (2009:298) sebagai langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian & pengembangan (Research & Development). Lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut;

Setiap langkah-langkah dalam model penelitian & pengembangan di atas, dapat dideskripsikan secara ringkas berdasarkan pedoman Sugiyono (2009:298-311) sebagai berikut;
1. Potensi dan Masalah. Pada tahapan ini, digunakan untuk mencari potensi dan masalah yang yang sedang terjadi. Dengan kata lain, pada tahap ini digunakan untuk mencari pokok masalah kesenjangan yang sedang dihadapi/terjadi.
2. Mengumpulkan Informasi. Setelah pokok masalah kesenjangan ditemukan, pada tahap ini dignakan untuk mengumpulkan berbagai informasi terkait dengan penyebab masalah kesenjangan tersebut. Keputusan inilah yang akan digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan produk.
3. Desain Produk. Pada tahapan ini digunakan untuk membuat desain produk yang akan dikembangkan. Desain yang dimaksud adalah gambaran secara objektif berdasarkan spesifikasi produk yang akan dikembangkan.
4. Validasi Desain. Setelah desain dihasilkan, selanjutnya dilakukan validasi desain. Kegiatan validasi dapat dilakukan dengan melibatkan ahli di bidang pengembangan produk dengan teknik yang bervariatif tergantung kebutuhan pengembang.
5. Revisi Desain. Setelah desain dari produk tersebut divalidasi bersama tim ahli, maka kemungkinan akan ditemukan kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, pada tahap ini dapat dimanfaatkan sebagai revisi.
6. Uji Coba Produk. Sebelum melakukan uji coba produk, terlebih dahulu pengembang menyeleksi bagian-bagian desain yang perlu dipersiapkan. Seperti memanifestasikan desain ke dalam bentuk fisik. Setelah seluruh persiapan tersebut telah terpenuhi, kemudian dapat dilakukan uji coba tahap awal. Teknik pengujiannya sangat bervariatif tergantung kebutuhan pengembang.
7. Revisi Produk. Pada tahap ini, dapat digunakan untuk merevisi produk berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan. Revisi pada tahap ini juga memungkinkan pegembang untuk melakukan pengujian ulang atas produknya. Keputusan ini sangat bergantung pada hasil uji coba produk sebelumnya.
8. Ujicoba Pemakaian. Setelah produk dianggap baik, maka pada tahap ini pengujian dapat dilakukan dengan subjek nyata atau berkenaan dengan implementasi produk di lapangan. Uji coba ini dimaksudkan untuk menilai fungsi produk berkenaan dengan pokok masalah yang dihadapi.
9. Revisi Produk. Sebagaimana tahapan sebelumnya, hasil ujicoba pemakaian akan digunakan sebagai bahan revisi pada tahap ini. Tetapi pada tahap ini, revisi produk bisa jadi tidak diperlukan karena telah melalui beberapa seleksi/uji coba. Meski demikian, kehati-hatian dalam mengambil keputusan revisi atau tidak sangat diperlukan. Karena ini akan menentukan kegiatan produksi masal.
10. Produksi Masal. Pembuatan atau produksi masal ini dilakukan apabila produk yang dikembangkan telah memenuhi standar kelayakan dan juga memiliki hasil yang baik selama pengujian. Untuk dapat memproduksi masal, peneliti atau pengembang perlu bekerja sama dengan perusahaan. Kegiatan bersifat fleksibel, tergantung dari kebutuhan pengembangan produk serta hasil dari pengujian.
Sepuluh tahapan di atas, merupakan gambaran atau deskripsi singkat dari masing-masing tahapan yang harus dilalui oleh peneliti atau pengembang dalam melaksanakan research & development berdasarkan pengertian dari Sugiyono (2009) adopsi Borg & Gall (1982). Berdasarkan pedoman tersebut, maka dalam penelitian & pengembangan ini dapat diproseduralkan sebagaimana akan dijelaskan pada sub/pokok bahasan di bawah ini.

0 komentar: