Sabtu, 13 Oktober 2012

Pertanyaan:
"Dalam proses perancangan kurikulum, seringkali disebut istilah ASSURE sebagai model pengembangannya. Sebenarnya apa itu ASSURE, dan apa saja prosedurnya?"

Jawaban:
Model pengembangan ASSURE, menurut Heinich et. al (2005), memiliki enam langkah yang menjadi indikasi dari penamaan model tersebut. Diantaranya; Analyze Learner- State Standard and Objective- Select Methode, Media, and Material- Utilize Metode, Media, and Material- Require Learner Participation- Evaluate and Revise. Enam langkah tersebut, bila dikaitkan dengan blended learning sebagai obyek desainnya, maka secara prosedural dapat dijelaskan sebagai berikut; (Smaldino, et.al, 2011)

1) Menganalisis Pebelajar (Analyze Learner)
Menganalisis pebelajar menjadi syarat utama dalam proses pengembangan karena pebelajar merupakan subyek inti dalam proses pembelajaran. Model ini menekankan pada tiga langkah analisa, yakni; (a) karakteristik umum, (b) kompetensi dasar spesifik, dan (c) gaya belajar, dan yang dimaksud adalah kebiasaan pebelajar dalam memproses informasi.
a) Karakteristik umum yang dimaksud adalah potensi yang berada di lingkungan pebelajar untuk pembelajaran. Misalnya; tingkat usia, latar belakang perkembangan teknologi, ketersediaaan sarana, dan sebagainya.
b) Kompetensi dasar spesifik meliputi keterampilan awal yang melekat dalam diri pebelajar terkait dalam proses pembelajaran. Misalnya; kemampuan menelusuri materi secara online.
c) Gaya belajar yang dimaksud adalah sisi psikologis para pebelajar dalam proses pembelajaran. Analisa ini digunakan untuk mengetahui apa yang disukai oleh pebelajar atau kebiasaannya dalam memproses dan menerima materi materi.

2) Menyatakan Standar dan Tujuan (State Standard and Objective)
Langkah kedua dalam model pembelajaran ASSURE adalah pernyataan mengenai standar dan tujuan. Mencakup apa yang ingin diraih oleh pebelajar, dan kemampuan apa yang didapat pasca kegiatan pembelajaran. Oleh karenanya, tujuannya tersebut harus dirinci sespesifik mungkin dengan menggunakan kaedah ABCD.
Audience (Pebelajar), Behavior (Perubahan), Condition (Kondisi untuk perubahan), dan Degree (Ukuran perubahan). Misalnya; Setelah menggunakan teknik searching (C) pebelajar (A) dapat mendeskripsikan manfaat hibah (B) berdasarkan dalil-dalil naqli (D). Intinya, tujuan-tujuan tersebut dapat bervariatif tetapi tetap dalam kaedah ABCD.

3) Memilih Metode, Media, Materi (Select Method, Media, Material)
Pemilihan metode, media, dan materi sangat menuntut kesesuaian dengan kondisi serta tujuan pembelajaran. Oleh karena itulah, diperlukan seleksi-seleksi khusus dalam merealisasikannya sebelum dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Pertama, metode yang digunakan seharusnya memiliki pedekatan yang berorientasi pada pebelajar (student-centered approach) selain yang berorientasi pada pembelajar (teacher-centered approach). Oleh karena dalam desain ASSURE partisipasi pebelajar sangat ditekankan. Melalui pedekatan yang berorientasi pada pebelajar, tentu aktivitas belajar akan lebih aktif dan tidak monoton. Untuk model blended learning, kedua pendekatan tersebut diperlukan, sebagaimana dikatakan Luik (2006) bahwa pembelajarannya memiliki empat fase berikut; (a) presenting, (b) guiding, (c) accessing, (d) practicing. Pada fase presenting dan guiding umumnya menggunakan strategi dengan pendekatan teacher-centered dan metodenya seperti; ceramah, dan tanya-jawab. Sedangkan untuk fase accessing dan practicing umumnya menggunakan strategi dengan pendekatan student-centered dan metodenya seperti; demonstrasi, kolaborasi, dan sebagainya.

Media harus memiliki kualifikasi yang jelas. Menurut Smaldino, et.al., (2011), untuk merealisasikan media ini dapat didasarkan pada kriteria berikut: (a) selaras dengan standar, hasil dan tujuan yang dirumuskan, (b) informasi terbaru dan akurat, (c) kesesuaian bahasa dengan pengguna, (d) memiliki keterlibatan dalam proses pembelajaran, (e) secara teknis memiliki keunggulan dari jenis media yang ada, (f) mudah digunakan dan dioperasikan dalam kegiatan pembelajaran, (g) bebas bias, atau tidak menimbulkan dampak negatif (h) panduan atau arahan pengguna, (i) mampu merancang kreatifitas, (j) memiliki rancangan visual yang memikat.

Ketiga, materi dapat dirumuskan secara variatif. Tetapi untuk pembelajaran saat ini sangat ditekankan materi yang interaktif. Misalnya modul pembelajaran, dan kriteria seleksinya, sebagaimana dalam (Smaldino, et.al, 2011) meliputi; (a) ketepatan dalam merumuskan dasar pemikiran, (b) merumuskan tujuan, (c) menguji syarat pengguna modul, (d) sajian materi & multimedia pembelajaran, (e) strategi pembelajaran, (f) latihan dan evaluasi pembelajaran.


4) Memanfaatkan Media dan Materi (Utilize Media and Material)
Langkah ini merupakan lanjutan dari pemilihan media pada langkah ke-3. Setelah metode, media dan materi yang diperlukan telah disiapkan, selanjutnya komponen-komponen tersebut harus diimplementasikan atau digunakan dalam praktek pembelajaran. Kriteria kemaksimalan dalam penggunaan tersebut, harus melibatkan proses-proses berikut;
Pertama, digunakan untuk preview komponen-komponen yang diperlukan. Berkaitan dengan model blended learning, maka komponen tersebut mencakup; metode & teknik pembelajaran, media yang diintegrasikan, dan materi yang digunakan. Kedua, setelah direview maka komponen-komponen tersebut perlu dipersiapkan atau diwujudkan. Ketiga, digunakan untuk menyiapkan lingkungan yang dibutuhkan, atau dalam model blended learning adalah lingkungan belajar konvensional & online. Keempat, melakukan sosialisasi pada pebelajar terkait dengan strategi belajar yang akan digunakan. Kelima adalah implementasi atau penngunaan desain model bended learning dalam pembelajaran.

5) Mengharuskan Partisipasi Pebelajar (Require Learner Participation)
Langkah ke lima dari model ASSURE adalah keterlibatatan pebelajar untuk aktif merespon. Respon yang dimaksud adalah umpan-balik yang kemungkinan dapat mengukur seberapa jauh para pebelajar mampu memproses materi yang ajarkan. Oleh karena itu, model ini menyarankan adanya berbagai strategi dan metode yang dikombinasikan dalam kegiatan pembelajaran seperti; simulasi, analisa masalah, sebagai upaya untuk mendapatkan respon tersebut.

6) Mengevaluasi dan Merevisi (Evaluate and Revise)
Sebagai langkah terakhir, perlu adanya ealuasi dan revisi sebagai bentuk perbaikan hasil desain berdasarkan model Assure tersebut. Komponen-komponen yang perlu dianalisa mencakup; (a) hasil belajar, (b) strategi belajar mencakup; metode, media, dan materi ajar. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut;
a) Menilai hasil belajar. Penilaian ini didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pada langkah awal. Apa yang dapat ditunjukkan seorang pebelajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sebagai bukti keefektifan model blended learning.
b) Mengevaluasi strategi belajar. Evaluasi ini sangat penting dilakukan sebagai pertimbangan pembelajaran selanjutnya. Evaluasi dapat dimulai dengan alternatif pertanyaan-pertanyaan seperti; Apakah strategi pengajaran berjalan efektif? Bisakah ditingkatkan? dan Apakah teknologi dan media telah membantu pebelajar memenuhi tujuan yang dirumuskan?

Enam tahapan atau langkah di atas merupakah prosedur yang harus dilalui dalam mendesain pembelajaran berdasarkan model pengembangan desain sistem pembelajaran ASSURE.

0 komentar: